JAKARTA, (PR).- Festival Tenun Ikat Sumba dan Parade Pesona Kebangsaan 2017 baru saja diluncurkan di Gedung Sapta Pesona, Jakarta. Penyelenggaraan kedua event itu menjadi sarana untuk mempromosikan potensi pariwisata serta meningkatkan kunjungan wisatawan ke Nusa Tenggara Timur (NTT). “Saya memberi apresiasi. Ini menjadi promosi dan diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan khususnya ke Pulau Sumba maupun Kabupaten Ende,” kata Menteri Pariwisata Arief Yahya. Menurut dia, hal itu sebagai upaya untuk melestarikan dan mengembangkan keunikan warisan budaya nenek moyang berupa tenun ikat,” Apa istimewanya tenun ikat dari daerah itu? Bupati Sumba Barat Daya Markus Dairo Talu mengatakan, tenun khas Sumba ini memiliki agam corak dan varian warna yang unik. Kain ini juga telah mendunia sejak abad ke-18. Sejak lama tenun ikat menjadi salah satu komoditas perdagangan bangsa Eropa. Saat ini, tenun ikat Sumba semakin digemari oleh banyak kalangan baik lokal, nasional, internasional. Kain khas Sumba ini digunakan untuk berbagai kebutuhan fashion, interior, dekorasi, maupun asesoris. Tenun ikat motif Sumba sudah didaftarkan ke UNESCO sebagai kekayaan milik Indonesia. “Oleh karena itu, perlu dibangun kesadaran bagi masyarakat Sumba tentang potensi, prospek, dan upaya pelestariannya. Ini bukan saja menjadi nilai budaya, tetapi dapat menjadi nilai ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Markus. 2.000 perajin tenun ikat Festival Tenun Ikat Sumba 2017 akan diikuti sekitar 2.000 orang penenun dari 4 kabupaten se-daratan Pulau Sumba. Keempat kabupaten itu yakni Sumba Barat Daya, Sumba Barat, Sumba Tengah, dan Sumba Timur. Para penenun akan memeragakan cara menenun dari memintal, mengikat benang, memberi warna, hingga menentun menjadi kain tenun pakai. Gubernur Frans Lebu Raya mengatakan, pariwisata NTT bertumpu pada daya tarik alam (nature), budaya (culture) dan daya tarik wisata buatan (manmade). Ini akan memperkuat atraksi sebagai bagian penting dari unsur 3 A (atraksi, amenitas, dan aksesibilitas). NTT merupakan destinasi kelas dunia karena memiliki ikon Komodo, Danau Kalimutu, dan Labuan Bajo yang ditetapkan sebagai destinasi prioritas dikembangkan sebagai Bali Baru. Potensi ini terus dikembangkan dengan memperkuat unsur 3A untuk menarik kunjungan wisatawan. “Tahun 2016 kunjungan wisatawan ke NTT sebanyak 972.000 (832.000 wisnus dan 140.000 wisman) sebagian besar berkunjung ke Pulau Flores kemudian Pulau Timor, Alor, Sumba dan Rote Ndao,” kata Frans Lebu Raya.***
Sumber Artikel berjudul “Tenun Ikat Sumba Mendunia, Ini Keistimewaannya”, selengkapnya dengan link: https://www.pikiran-rakyat.com/wisata/pr-01280087/tenun-ikat-sumba-mendunia-ini-keistimewaannya-401118?page=all